Selasa, 30 April 2013

KERAJAAN ISLAM DI SELAT MALAKA

A. KERAJAAN ISLAM DI SEKITAR SELAT MALAKA
  1. 1. KERAJAAN SAMUDERA PASAI
    1. a. Letak Kerajaan
Kerajaan Samudera Pasai adalah Kerajaan pertama di Indonesia yang menganut agama Islam. Secara geografis, Kerajaan Samudera Pasai terletak di Sumatera bagian utara yang berdekatan dengan jalur pelayaran dan perdagangan internasional, yaitu Selat Malaka.
Kerajaan Samudera Pasai dijadikan bandar transito (penghubung) antara para pedagang Islam dari berbagai Negara. Kerajaan Samudera Pasai sebagai penghasil lada terbesar.
  1. b. Raja-Raja yang Memerintah
    1. 1. Nazimuddin al Kamil
-          Merupakan pendiri Kerajaan Samudera Pasai, ia seorang Laksamana laut dari Mesir,
-          Pada tahun 1238 M, ia mendapat tugas merebut Pelabuhan Kambayat di Gujarat yang dijadikan tempat pemasaran barang-barang perdagangan dari timur,
-          Nazimun al Kamil mendirikan Samudera Pasai dengan tujuan untuk dapat menguasai perdagangan rempah-rempah dan lada,
-          Pada masa pemerintahannya, secara politis Kerajaan Samudera berada di bawah kekuasaan Majapahit.
  1. 2. Sultan Malikul Saleh (1258-1297 M)
-          Semula menganut alirah Syi’ah kemudian berbalik menganut aliran Syafei,
-          Perkawinan Sultan Malikul Saleh dengan Putri Ganggang Sari dapat memperkuat kedudukannya di daerah pantai timur Aceh, sehingga Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan di Selat Malaka.
  1. 3. Sultan Malikul Thahir (1297-1326 M)
-          Merupakan putra Sultan Malikul Saleh,
-          Pada masa pemerintahannya terjadi peristiwa penting, yaitu saat putra Sultan Malikul Saleh yang bernama Abdullah memisahkan diri ke daerah Aru (Barumun) dan bergelar Sultan Malikul Mansur (ia kembali kepada aliran Syi’ah).
  1. c. Kehidupan Sosial
-          Kehidupan sosial masyarakat Samudera Pasai sudah diatur menurut aturan-aturan dan hukum-hukum Islam,
-          Kehidupan sosial  masyarakat Samudera Pasai banyak memiliki persamaan dengan daerah-daerah Arab, sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.
  1. 2. KERAJAAN MALAKA
    1. a. Letak Kerajaan
-          Kerajaan Malaka secara geografis berada dijalur pelayaran dan perdagangan internasional, yaitu Selat Malaka (Semenanjung Malaya),
-          Pada masa kejayaannya, Kerajaan Malaka merupakan pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara.
  1. b. Raja-Raja yang Memerintah
    1. 1. Iskandar Syah (1396-1414 M)
-          Pada abad ke-15 M, di Majapahit terjadi perang paregreg yang mengakibatkan Paramisora (Parameswara) melarikan diri bersama pengikutnya dari daerah Blambangan ke Tumasik (Singapura), kemudian melanjutkan perjalanannya sampai ke Semenanjung Malaya dan mendirikan Kp. Malaka
-          Secara geografis, posisi Kp. Malaka sangat strategis, yaitu di Selat Malaka, sehingga banyak dikunjungi para pedagang dari berbagai Negara terutama para pedagang Islam, sehigga kehidupan perekonomian Kp. Malaka berkembang pesat,
-          Untuk meningkatkan aktivitas perdagangan di Malaka, maka Paramisora menganut agama Islam dan merubah namanya menjadi Iskandar Syah, kemudian menjadikan Kp. Malaka menjadi Kerajaan Islam.
-          Untuk menjaga keamanan Kerajaan Malaka, Iskandar Syah meminta bantuan kepada Kaisar China dengan menyatakan takluk kepadanya (1405 M).
  1. 2. Muhammad Iskandar Syah (1414-1424 M)
-          Merupakan putra dari Iskandar Syah, pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan Kerajaan Malaka diperluas lagi hingga mencapai seluruh Semenanjung Malaya,
-          Untuk menjadi Kerajaan Malaka sebagai penguasa tunggal jalur pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka, maka harus berhadapan dengan Kerajaan Samudera Pasai yang kekuatannya lebih besar dan tidak mungkin untuk bisa dikalahkan, maka dipilih melalui jalur politik perkawinan dengan cara menikahi putri Kerajaan Samudera Pasai, sehingga cita-citanya dapat tercapai.
  1. 3. Mudzafat Syah (1424-1458 M)
-          Setelah berhasil menyingkirkan Muhammad Iskandar Syah, ia kemudian naik tahta dengan gelar sultan (Mudzafat Syah merupakan raja Kerajaan Malaka yang pertama bergelar Sultan),
-          Pada masa pemerintahannya, terjadi serangan dari Kerajaan Siam (serangan dari darat dan laut), namun dapat digagalkan.
-          Mengadakan perluasan wilayah ke  daerah-daerah yang berada di sekitar Kerajaan Malaka seperti Pahang, Indragiri dan Kampar.
  1. 4. Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M)
-          Merupakan putra dari Sultan Mudzafat Syah.
-          Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka mencapai puncak kejayaan sebagai pusat perdagangan dan pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara.
-          Puncak kejayaan dicapai berkat Sultan Mansyur Syah meneruskan politik ayahnya dengan memperluas wilayah kekuasaanya, baik di Semananjung Malaya maupun di wilayah Sumatera Tengah (Kerajaan Siam berhasil ditaklukan). Raja Siam  tewas dalam pertempuran , tetapi putra mahkotanya ditawan dan dikawinkan dengan putri sultan sendiri kemudian diangkat menjadi raja dengan gelar Ibrahim. Indragiri mengakui kekuasaan Malaka.
-          Kerajaan Samudera Pasai, Jambi dan Palembang tidak serang karena menghormati Majapahit yang berkuasa pada waktu itu, selain itu Kerajaan Aru juga tetap sebagai kerajaan merdeka.
-          Kejayaan Kerajaan Malaka tidak lepas dari jasa Laksamana Hang Tuah yang kebesarannya disamakan dengan kebesaran Patih Gajah Mada dari Kerajaan Mahapahit. Cerita Hang Tuah ditulis dalam sebuah Hikayat, Hikayat Hang Tuah.
  1. 5. Sultan Alaudin Syah (1477-188 M)
-          Merupakan putra dari Sultan Mansyur Syah
-          Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka mulai mengalami kemunduran, satu persatu wilayah kekuasaan Kerajaan Malaka mulai melepaskan diri. Hal ini disebabkan oleh karena Sultan Alaudin Syah bukan merupakan raja yang cakap.
  1. 6. Sultan Mahmud Syah (1488-1511 M)
-          Merupakan putra dari Sultan Alaudin Syah
-          Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka merupakan kerajaan yang sangat lemah, wilayah kekuasaannya meliputi sebagian kecil Semenanjung Malaya, hal ini menambah suram kondisi Kerajaan Malaka.
-          Pada tahun 1511 M, terjadi serangan dari bangsa Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Alberquerque dan berhasil Merebut Kerajaan Malaka. Akhirnya Malaka pun jatuh ke tangan Portugis.
  1. c. Kehidupan Budaya
-          Perkembangan Seni sastra Melayu mengalami perkembangan yang pesat seperti munculnya karya-karya sastra yang menggambarkan tokoh-tokoh kepahlawanan dari Kerajaan Malaka seperti Hikayat Hang Tuah, Hikayat Hang Lekir dan Hikayat Hang Jebat.
  1. 3. KERAJAAN ACEH
    1. a. Letak Kerajaan
-          Secara Geografis, Kerajaan Aceh terletak di Pulau Sumatera bagian utara dan dekat jalur pelayaran dan perdagangan internasional, yaitu Selat Malaka.
  1. b. Raja-Raja yang Memerintah
Mengenai berdirinya Kerajaan Aceh, tidak dpat diketahui dengan pasti. Berdasarkan Bustanusslatin (1637 M) karangan Nuruddin Ar Raniri yang berisi silsilah sultan-sultan Aceh, dan berdasarkan berita-berita Eropa, diketahui bahwa Kerajaan Aceh telah berhasil membebaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pedir.
Adapun raja-raja yang memerintah :
  1. 1. Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M)
-          Merupakan raja pertama di Kerajaan Aceh.
-          Pada masa pemerintahannya, diadakan perluasan wilayah kebeberapa daerah di wilayah Sumatera Utara seperti daerah Daya,dan Pasai, bahkan melalukan serangan terhadap Portugis yang berkedudukan di Malaka dan menyerang Kerajaan Aru.
  1. 2. Sultan Salahuddin (1528-1537 M)
-          Merupakan putera dari Sultan Ali Mughayat Syah
-          Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Aceh mengalami kemerosotan yang sangat tajam, karena Sultan Salahuddin tidak memperdulikan pemerintahannya. Akhirnya Sultan Salhuddin digantikan saudaranya yang bernama Alauddin Riayat Syah-al-Kahar untuk menyelematkan Kerajaan Aceh.
  1. 3. Sultan Alauddin Riayat Syah-al-Kahar (1537-1568 M)
-          Pada masa pemerintahannya, diadakan berbagai perubahan dan perbaikan dalam segala bentuk pemerintahan Kerajaan Aceh. Diadakan perluasan wilayah dengan menyerang Kerajaan Malaka (tapi gagal0. Kerajaan Aru berhasil didtaklukan.
-          Setelah Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar wafat, Kerajaan Aceh mengalai kemunduran yang sangat tajam. Pemberontakan dan perebutan kekuasaan sering terjadi. Baru setelah Sultan Iskandar Syah naik tahta , Kerajaan Aceh mengalami perkembangan yang pesat.
  1. 4. Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M)
-          Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan sebagai kerajaan besar dan berkuasa atas perdagangan Islam dan menjadi bandar transito yang dapat menghubungkan dengan pedagang Islam di dunia Barat.
-          Untuk mencapai kebesaran Kerajaan Aceh, Sultan Iskandar Muda melakukan serangan terhadap portugis di Malaka dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya dengan tujuan menguasai jalur pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka dan menguasai daerah-daerah penghasil lada.
-          Sultan Iskandar Muda menolah permintaan Inggris dan Belanda untuk membeli lada di pesisir Sumatera bagian barat.
-          Kerajaan Aceh melakukan pendudukan terhadap daerah-daerah seperti Aru, Pahang, Kedah, Perlak dan Indragiri. (sehingga wilayah kekuasaannya sangat luas).
-          Pada masa pemerintahannya, hidup dua ahli tasawuf yang terkenal di Aceh, yaitu Syekh Syamsuddin bin Abdullah as-Samatrani dan Syekh Ibrahim as-Syamsi.
  1. 5. Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M)
-          Merupakan menantu dari Sultan Iskandar Muda
-          Ia memerintah dengan meneruskan tradisi kekuasaan Sultan Iskandar Muda
-          Pada masa pemerintahannya, hidup seorang ulama besar yang bernama Nuruddin ar-Raniri yang menulis sejarah Aceh berjudul Bustanu’ssalatin. Sebagai ulama besar, ia sangat dihormati oleh Sultan dan keluarganya serta rakyat Aceh
-          Setelah Sultan Iskandar Thani wafat, tahta kerajaan diteruskan oleh permaisurinya (putri Sultan Iskandar Syah) dengan gelar Putri Sri Alam Permaisuri (1641-1675 M).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar