FUNGSI TAMAN HUTAN KOTA
Oleh: Prof. DR. Ir. Zoer'aini Djamal Irwan, M.S
Penghijauan perkotaan yaitu menanam tumbuh-tumbuhan
sebanyak-banyaknya di halaman rumah atau dilingkungan sekitar rumah
maupun dipinggir jalan, apakah itu berbentuk pohon, semak, perdu, rumput
atau penutup tanah lainnya, di setiap jengkal tanah yang kosong yang
ada dalam kota dan sekitarnya, sering disebut sebagai ruang terbuka
hijau (RTH). RTH sangat penting, mengingat tumbuh-tumbuhan mempunyai
peranan sangat penting dalam alam, yaitu dapat dikategorikan menjadi
fungsi lansekap (sosial dan fisik), fungsi lingkungan (ekologi) dan
fungsi estetika (keindahan). Berdasarkan kepada fungsi utama RTH dapat
dibagi menjadi:
1. Pertanian perkotaan, fungsi utamanya adalah untuk mendapatkan
hasilnya untuk konsumsi yang disebut dengan hasil pertanian kota seperti
hasil hortikultura.
2. Taman kota, mempunyai fungsi utama untuk keindahan dan interaksi sosial
3. Hutan kota, mempunyai fungsi utama untuk peningkatan kualitas lingkungan.
Hutan Kota dapat memberikan kota yang nyaman sehat dan indah
(estetis). Kita sangat membutuhkan hutan kota, untuk perlindungan dari
berbagai masalah lingkungan perkotaan. Hutan kota mempunyai banyak
fungsi (kegunaan dan manfaat). Hal ini tidak terlepas dari peranan
tumbuh-tumbuhan di alam. Tumbuh-tumbuhan sebagai produsen pertama dalam
ekosistem, mempunyai berbagai macam kegiatan metabulisme untuk ia hidup,
tumbuh dan berkembang. Kegiatan metabulisme tumbuh-tumbuhan dimaksud
telah memberikan keuntungan dalam kehidupan kita. Tidak ada satu
makhlukpun yang dapat hidup tanpa tumbuh-tumbuhan.
Untuk menghadapi kemajuan, kita perlu melakukan perubahan dan untuk
itu kita perlu melakukan pembangunan. Dalam pembangunan itu kita akan
tahu tentang sejauh mana kerugian kita, jika kita menebang pohon atau
membabat tumbuh-tumbuhan tanpa pertimbangan dengan alasan nanti toh
tumbuh-tumbuhan itu akan tumbuh kembali. Mudah-mudahan pelaku
pembangunan dapat menyadari, bahwa tumbuh-tumbuhan itu adalah makhluk
hidup dan butuh waktu untuk tumbuh dan berkembang.
BENTUK DAN STRUKTUR HUTAN KOTA.
Hutan kota meupakan suatu ekosistem dan tidak sama dengan pengertian
hutan selama ini. Hutan kota adalah komunitas tumbuh-tumbuhan berupa
pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitar kota,
berbentuk jalur, menyebar atau bergerombol (menumpuk) dengan struktur
meniru (menyerupai) hutan alam, membentuk habitat yang memungkinkan
kehidupan bagi satwa dan menimbulkan lingkungan sehat, nyaman, dan
estetis.
Banyak kendala dalam membangun hutan kota. Kendala tersebut antara
lain berkisar kepada persediaan lahan untuk hutan kota, lahan semakin
hari semakin sedikit untuk hutan kota dan harga lahan di kota semakin
hari semakin sangat mahal. Disamping itu pula terbentur kepada peresepsi
dari para perancang dan pelaksana pembangunan, maupun dari lapisan
masyarakat lainnya terhadap hutan kota belum sama dan belum terbangun.
Melihat fungsinya maka kita harus membangun dan mengembangkan hutan
kota. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa
dengan membangun dan mengembangkan bentuk hutan kota serta membangun dan
mengembangkan struktur hutan kota, maka kendala lahan dapat di
modifikasi sehingga kita akan tetap dapat membangun dan mengembangkan
hutan kota. Disamping itu secara bertahap kita selalu berusaha membangun
dan mengembangkan persepsi tentang hutan kota.
Bentuk tergantung kepada bentuk lahan yang tersedia untuk hutan
kota. Bentuk hutan kota dapat dibagi menjadi: a. Berbentuk bergerombol
atau menumpuk adalah hutan kota dengan komunitas tumbuh-tumbuhannya
terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah tumbuh-tumbuhannya minimal
100 pohon dengan jarak tanam rapat tidak beraturan. b. Berbentuk
menyebar yaitu hutan kota yang tidak mempunyai pola tertentu, dengan
komunitas tumbuh-tumbuhannya tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam
bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil. c. Berbentuk jalur yaitu
komunitas tumbuh-tumbuhannya tumbuh pada lahan yang berbentuk jalur
lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan, pantai, saluran
dan lainnya. Struktur hutan kota adalah komposisi dari
tumbuh-tumbuhan, jumlah dan keanekaragaman dari komunitas
tumbuh-tumbuhan yang menyusun hutan kota, dapat dibagi menjadi: a.
berstrata dua yaitu komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota hanya terdiri
dari pepohonan dan rumput atau penutup tanah lainnya. b. berstrata
banyak yaitu komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota selain terdiri dari
pepohonan dan rumput juga terdapat semak, terna, liana, epifit,
ditumbuhi banyak anakan dan penutup tanah, jarak tanam rapat
tidak beraturan, dengan strata dan komposisi mengarah meniru
komunitas tumbuh-tumbuhan hutan alam.
FUNGSI HUTAN KOTA
Fungsi hutan kota sangat tergantung kepada bentuk dan struktur
hutan kota serta tujuan perancangannya. Secara garis besar fungsi hutan
kota yang sangat banyak itu dapat dikelompokkan menjadi:
1. Fungsi lansekap. Fungsi lansekap meliputi fungsi fisik dan fungsi sosial.
a.Fungsi fisik, yaitu berfungsi antara lain untuk perlindungan terhadap
angin, sinar matahari, pemandangan yang kurang bagus dan terhadap bau,
sebagai pemersatu, penegas, pengenal, pelembut, dan pembingkai. b.
Fungsi sosial. Penataan tumbuh-tumbuhan dalam hutan kota dengan baik
akan memberikan tempat interaksi sosial yang sangat menyenangkan. Hutan
kota dengan aneka ragam tumbuh-tumbuhan mengandung nilai-nilai ilmiah
sehingga hutan kota dapat sebagai laboratorium hidup untuk sarana
pendidikan dan penelitian. Fungsi kesehatan misalnya untuk terapi mata
dan mental serta fungsi rekreasi, olah raga, dan tempat interaksi sosial
lainnya. Fungsi sosial politik ekonomi misalnya untuk persahabatan
antar negara. Hutan kota dapat memberikan hasil tambahan secara ekonomi
untuk kesejahteraan penduduk seperti buah-buahan, kayu, obat-obatan
sebagai warung hidup dan apotik hidup.
2. Fungsi Pelestarian Lingkungan (ekologi). Dalam pengembangan dan
pengendalian kualitas lingkungan fungsi lingkungan diutamakan tanpa
mengesampingkan fungsi-fungsi lainnya. Fungsi lingkungan ini antara lain
adalah: a. Menyegarkan udara atau sebagai "paru-paru kota". Fungsi
menyegarkan udara dengan mengambil CO2 dalam proses fotosintesis dan
menghasilkan O2 yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk
pernafasan. CO2 diambil dari udara, sedangkan air diambil dari dalam
tanah melalui akar tanaman.
sinarmatahari
6 CO2 + 6 H2O ----------------> C6H12O6 + 6 O2
khlorofil
enzim
b. Menurunkan Suhu Kota dan meningkatkan kelembaban. Suhu disekitar
tanaman menjadi lebih sejuk. Uap air di atmosfir bertindak sebagai
pengatur panas (suhu udara) karena sifatnya dapat menyerap energi
radiasi matahari gelombang pendek maupun gelombang panjang. Hutan
kota mempunyai pengaruh besar pada daerah-daerah yang suhunya tinggi,
dan sangat bermanfaat khususnya untuk daerah tropis.
c. Sebagai Ruang Hidup Satwa. Tumbuh-tumbuhan selain sebagai produsen
pertama dalam ekosistem juga dapat menciptakan ruang hidup (habitat)
bagi makhluk hidup lainnya, sebagai burung, kupu-kupu, serangga.
Burung sebagai komponen ekosistem mempunyai peranan penting,
diantaranya untuk mengontrol populasi serangga, membantu penyerbukan
bunga dan pemencaran biji. Hampir pada setiap bentuk kehidupan
terkait erat dengan burung, sehingga burung mudah dijumpai. Dengan
kondisi tersebut diduga burung dapat dijadikan sebagai indikator
lingkungan, karena apabila terjadi pencemaran lingkungan, burung
merupakan komponen alam terdekat yang terkena pencemaran. Burung
berperanan dalam rekreasi alam, adanya taman burung selalu dikunjungi
orang, untuk menikmati bunyi, kecantikan ataupun kecakapan burung.
Malahan sekarang hampir di setiap rumah orang memelihara burung. Burung
mempunyai nilai pendidikan dan penelitian. Keindahan burung dari segala
yang dimilikinya akan memberikan suatu kenikmatan tersendiri.
Kebiasaan burung-burung beranekaragam, ada burung yang mempunyai
kebiasaan berada mulai dari tajuk sampai kebawah tajuk. Ini menunjukkan
bahwa bila hutan kota mempunyai komposisi banyak jenis, berlapis-lapis
dan berstrata akan memikat banyak burung. Hasil penelitian saya
(1994) menunjukkan bahwa burung lebih banyak dijumpai baik jenis maupun
jumlahnya pada hutan kota yang ditanami dengan tanaman produktif
(berbunga, berbuah dan berbiji) pada struktur hutan kota yang berstrata
banyak. Kehadiran burung pada hutan kota yang berstara banyak selain
karena jumlah tumbuh-tumbuhan yang beranekaragam, juga pohonnya
adalah jenis buah-buahan (tanaman produktif). Tanaman produktif dalam
hal ini adalah tanaman yang menghasilkan bunga, buah, biji aroma,
sehingga memberikan kesempatan lebih besar kepada burung (herbivor)
yang menyukainya untuk datang, mencari makan, bercengkrama atau
bersarang. d. Penyanggah dan Perlindungan Permu-kaan Tanah dari Erosi,
sebagai penyanggah dan melindungi permukaan tanah dari air hujan dan
angin. Sehubungan dengan itu hutan kota dapat membantu penyediaan air
tanah dan pencegahan erosi. e. Pengendalian dan Mengurangi Polusi Udara
dan Limbah, sebagai pengendalian dan atau mengurangi polusi udara dan
limbah, serta menyaring debu. Debu atau partikulat terdiri dari
beberapa komponen zat pencemar. Dalam sebutir debu terdapat
unsur-unsur seperti garam sulfat, sulfuroksida, timah hitam, asbestos,
oksida besi,silika, jelaga dan unsur kimia lainnya. Berbagai hasil
penelitian lainnya menunjukkan bahwa tumbuh-tumbuhan dapat mengakumulasi
berbagai jenis polutan (pencemar). Seperti pohon johar, asam landi,
angsana dan mahoni dapat mengakumulasi Pb (timah hitam) yaitu hasil
pencemaran oleh kendaraan bermotor, pada daun dan kulit batang. e.
Peredaman Kebisingan. Kebisingan adalah suara yang berlebihan, tidak
diinginkan dan sering disebut "polusi tak terlihat" yang menyebabkan
efek fisik dan psikologis. Efek fisik berhubungan dengan transmisi
gelombang suara melalui udara, efek psikologis berhubungan dengan
respon manusia terhadap suara. f. Tempat Pelesterian Plasma nutfah dan
bioindikator, yaitu sebagai tempat pelestarian plasma nutfah dan
bioindikator dari timbulnya masalah lingkungan seperti. Karena tumbuhan
tertentu akan memberikan reaksi tertentu akan perubahan lingkungan yang
terjadi disekitarnya. Plasma nutfah sangat diperlukan dan
mempunyai nilai yang sangat tinggi dan diperlukan untuk kehidupan. g.
Menyuburkan Tanah. Sisa-sisa tumbuhan akan dibusukkan oleh
mikroorganisma dan akhirnya terurai menjadi humus atau materi yang
merupakan sumber hara mineral bagi tumbuhan itu kembali.
3. Fungsi Estetika. Tumbuh-tumbuhan dapat memberikan keindahan dari
garis, bentuk, warna, dan tekstur yang ada dari tajuk, daun, batang,
cabang, kulit batang, akar, bunga, buah maupun aroma. Hasil penelitian
saya menunjukkan bahwa penilaian hutan kota yang berstrata banyak
mempunyai nilai estetika lebih tinggi, daripada hutan kota berstrata
dua.
PENUTUP
Hutan kota dapat memberikan kenyamanan dan kenikmatan kepada.
Apalagi bila kita dapat mengembangkan dan membangun hutan kota yang
berstruktur, dengan keanekaragam jenis tumbuh-tumbuhan dan jumlah
yang banyak serta ditata dengan baik. Diharapkan hutan kota dapat
memenuhi tingkat kenyamanan yang dikehendaki, karena hutan kota dapat
memodifikasi iklim mikro. Hutan kota yang berstrata banyak memberikan
lingkungan sekitarnya relatif lebih nyaman daripada yang berstrata dua,
dan di dalam hutan akan kita rasakan lingkungannya lebih nyaman
dibandingkan dengan di luar hutan kota. Jangan lupa bahwa yang paling
penting kita perlu menanam jenis-jenis khas daerah sehingga hutan
kotanya akan mempunyai ciri spesifik, mungkin tiap daerah sudah
menetukan maskot jenis tanaman. Jangan lupa peran perempuan dalam
pengelolaan lingkungan sangat dominan, oleh karena itu dalam semua
kesempatan perempuan perlu diikutkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar